Senin, 23 Mei 2011
Kisah Seorang Muallaf
Kisah ini adalah fiksi kalau ada nama atau tokohnya sama dengan pembaca ane mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Berawal dari persahabatan antara bejo dengan steven asal Amerika mereka berdua adalah seorang muslim, steven yang baru beberapa tahun menjadi muallaf.
Saat itu bejo sedang membeli koran didepan rumahnya tak jauh dari tempat agen koran ada sebuah kafe yang sedang ramai di kunjungi lalu si bejo melihat sahabatnya sedang berdiri di depan kafe dengan raut muka geram dan marah.
Kemudian bejo bertanya kepada steven ada masalah apa anda kesal dan marah sedemikian rupa?, dengan wajah sedih dan marah steven memberitahu bahwa di dalam kafe ini menjual miras (minuman keras). Steven baru saja melihat pekerjanya seorang gadis muslimah!.
Stevenpun geleng-geleng kepala mengapa seorang gadis muslimah bisa bekerja di kafe tersebut yang jelas-jelas menjual minuman keras, kadang-kadang terpaksa menyusun botol-botol miras dan memasukan kedalam tas. ini semua subhat dan pendapatannya haram.
Tak akan ada seorang gadis muslimah yang memang sudah islam sejak lahir dan belajar agama disekolah tidak tahu hokum berkenaan. Di manakah ibu bapa dan sanak saudaranya? Di manakah orang-orang muslim? Di manakah sahabat-sahabatnya? Tidak adakah orang yang memberitahuinya?.
Lalu bejo bertanya kepada steven sudahkah anda menanyai gadis tersebut, sudah jawab steven tapi gadis tersebut hanya tersenyum sambil berkata “Asalkan saya tidak minum tak apalah! Saya terpaksa kerja di kafe ini untuk membantu keluarga” ternyata perkataan gadis tersebut yang membuat steven sangat sedih, kesal, kecewa dan marah.
Dengan nada sedih steven akhirnya berbicara kepada bejo “Jika seorang muslimah dalam Negara muslim sanggup bekerja di kafe yang menjual miras bagaimana dia berada di Negara saya Amerika….sebuah negara kafir…..penduduknya pun kafir…..apakah dia akan sanggup pula menjual kehormatannya dengan alasan terpaksa?”
Steven menyambung lagi perkataannya “Saya pikir lebih baik dia membeli kuali dan jual gorengan ditepi jalan … perkerjaan itu jauh lebih mulia dari pada dia bekerja di kafe yang menjual minuman keras.
“Tidakah dia tahu bahwa Allah S.W.T itu selalu ada! Bukankah Allah S.W.T yang mengaruniakan rezeki! Apakah dia masih belum yakin bahwa Allah S.W.T akan senantiasa membantu hamba-hamba yang taat kepadaNya?”
Bejopun diam seribu bahasa dalam hati berkata “Subhanallah nih bule walaupun muallaf ilmu agamanya mantab!”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
terpaksa slalu jadi alasan..
BalasHapusseperti di sebuah adegan film (?) yang mana seorang muslimah bekerja di Rumah Makan yg menjual babi dan fine2 aja bekerja.... menyindir ya mas? hahhahahahahaha.....
BalasHapusWah fiksinya keren mas :D
BalasHapusBule saja ngerti :D
Ya begitulah manusia,karna terpaksa, akhirnya seperti itu, padahal rezeki kan dari mana saja :)
hufh ... keadaan ekonomi selalu menjadi alasan untuk menggadaikan agama, setuju kalau Allah itu Maha Pemurah, Ia mengatur rezeki umatNya dengan sedemikian rupa asal mau berusaha pasti dapet.
BalasHapusMohon maaf telat nih soalnya aku lagi sakit nih
BalasHapusBgus bnget critanya..terkadang keterpaksaan jdi alasan utk bertindak melawan arus, hmm mungkin ini yg d'namakan smua pasti ad alasannya
BalasHapusMemang sedikit kekeliruan kita adalah kepada yang semu atau "Bule"-nya. Padahal ada yang nyata dan patut kita dengarkan "Maaqola" dari "bule" itu...Kisah yang menarik!
BalasHapusknapa alasan selalu di jadikan modal untuk berbuat tak baik, seperti ada gadis saya tanya knapa kerja sbgai PSK? dan jawabnya, ini semua gara2 diperkosa maka lebih baik krja PSK ....
BalasHapusWah sudah kblinger ya
Mantab dan bagus cerita ini
@Tukang pamer makasih komennya
BalasHapus@Eel iya gan nyindir dikit hehehe
@Iam betul gan bule aja tahu
@Fiction betul rezeki Allah yang ngatur
keimanan dan keyakinan steven akan rezeki dari Allah patut kita contoh.. nice sharing :)
BalasHapus@Dedi, @Sofyan, @Iskaruji, @Anisayu makasih banyak ya komennya
BalasHapusCritanya keren bro... :-bd
BalasHapusalasan menyambung hidup itu lebih tepat untuk orang yang malas, padahal ada banyak nikmat Allah yang bisa didapatkan dengan cara yang baik..
BalasHapustuh bule emang gokil, dalem banget pemahamannya..
manteb deh..!
wew ... ternyata masih fiktif
BalasHapusSeharunya Steven menikahi gadis muslimah yang kerja di kafe itu..hehe
BalasHapusBerbagai macam pekerjaan tersedia di dunia ini dari mulai yang 'terang, 'samar-samar' sampai yang 'gelap'. Kita tinggal memilihnya mana yang cocok dan cenderung di hati.
BalasHapusDalam Kitab Jayabaya memberi tengara begini :
Akeh wong njambut gawe apik-apik krasa isin,
luwih utama ngapusi
Wegah njambut gawe, kepingin urip mewah
ngumbar napsu angkara murka,
nggedeake duraka
Agama akeh sing nentang
Perikamanungsan saja ilang
Omah sutji dibentji,
omah ala saja dipudja
Wong wadon latjur ing endi-endi
Akeh barang-barang charam
Akeh bocah charam
Bedjane sing lali, bedjane sing eling,
Nanging sauntung-untunge sing lali
isih untung sing waspada.
tak bisa dipungkiri jika sebuah keterpaksaan menjadi alasan yang selalu dibuat-buat. keyakian itu harus diperbarui maksimal agar hasilnya selalu positif :)
BalasHapuspadahal kalo wanita itu bersabar, Allah pasti buka kan jln rizqi yg halal..
BalasHapustapi jika si wanita tersebut tetap kuat imannya, tetap pada posisi kerjanya dan tidak mencoba yang begitu begituan, itu gmana..? apakah tidak apa apa..?
BalasHapusitulah bedanya islam yg bawaan lahir dgn yg baru masuk islam.... kalo muallaf menyatakan dirinya islam setelah dia mendapatkan banyak ilmu tentang islam. kalo islam bawaan ... islam dulu, baru cari ilmunya itupun kalo mau mempelajari, benar gak sich nih, mas....?????
BalasHapusBetul Pak...muallaf emang sering lebih mantapz imannya ketimbang yang dah islam dari kecil, justu kebanyakan isllam KTP.
BalasHapusKajiannya bagus nich tentang rizky yang halal, thanks kisah fiksinya, mengingatkan....
pelajaran yang bagus mas
BalasHapusorang yang muallaf biasanya keyakinannya akan lebih mantap ketimbang yang sudah islam sejak kecil.
Hal ini juga pernah aku alami sendiri
teman bernama inisial Abah DN.
Beliau ini merupakan seorang muallaf juga
dia sangat kuat keyakinannya, bahkan selalu berpedoman Al Qur'an dan Hadits dengan kuatnya.
Apapun tindakan yang dia lakukan kalo tidak ada dalam kamus Al Qur'an dan hadits akan selalu ditentangnya.
meski begitu Beliau ini sangat baik hati dan sering bercengkerama dengan kawan lainnya, tanpa membedakan agama kawan yang beragama lain.
Jujur...kalo dibandingkan dengan aku masih sangat jauh yang mana aku selalu lalai dalam menjalankan perintah Allah, tak sekuat Abah temanku ini.
Dengan jarak yang tak berapa lama pun dia naik haji, padahal kehidupan ekonomi juga tak jauh berbeda dengan kawand lain.
Suwun mas cukup ae segini
kisah yang mendidik gan
BalasHapussebagai renungan kita
bener bener...
BalasHapuskadang yang muslim sejak lahir, kalah dengan yang muallaf...
kebanyakan sih gitu
Wah bagus banget sob fiksinya... Terpaksa... padahal nafsu duniawi yang melandasinya... barang siapa yang percaya kepda Allah, Insya akan diberikan kebaikan.......
BalasHapusKadang manusia mentingin uang daripada agamanya. Padahal di dunia cuma hidup sementara aja.. semua orang pasti mati.
BalasHapusternyata keimanan si muallaf lebih kaffah dari pada sigadis,apa karena sigdis belum paham hukum atau pemahaman hukum agamanya memang kurang bisa juga
BalasHapuscerita yg penuh makna mendalam, byk pelajaran yg bs dipetik dari cerita ini.
BalasHapusmksh ya
cerita yang penuh hikmah gan........:)
BalasHapusiye setuju. rata rata tuh mualaf hasil pencarian agama. jadi mereka emang berasa ini pilihan terbaik. dan mempelajari sampai mendalam. harus di tiru tuh
BalasHapusbuat semuanya ane ucapin terima kasih banyak atas saran dan komennya
BalasHapuswah, aku kalah ama bule nih :)
BalasHapusceritanya inspiratif
TFS :)
asal muasal sesuatu diperoleh dari mana kalau diturut alurnya panjang banget ya?
BalasHapussi bejo masih harus banyak belajar lagi tuhhh kek nya
BalasHapusya begitulah selalu saja ekonommi di jadikan alasan. padahal masih banyak pekerjaan diluar sana
BalasHapusJangan pandang enteng, muallaf kadang justru lebih banyak tau daripada kita. Karena mereka lagi giat-giatnya belajar hal baru. SEmentara kita yang udah muslim sejak lahir, kebanyakan terima bersih aja. Apa adanya, alias nggak mau nambah ilmu selain yang diterima disekolah doang. :D *aku banget tuh*
BalasHapusberuntunganlah seorang muallaf :)
BalasHapusnice infonya
BalasHapusnice gan infonya
BalasHapusartikelnya bagus sekali gan
BalasHapus