Senin, 11 April 2011

RENUNGAN SEORANG YANG TERPISAH DARI “ ALLAH “

Terkadang kita termangu sendirian sambil hati bercakap-cakap dan bertanya-tanya mencari jawaban yang tidak pasti.
     “Isyy.., kenapa rasa sunyi sangat hati ini?”,
     “Hmm, kenapa terasa diri ini jauh sekali dari Allah. Ini tak kena, itu tak kena. Semuanya serba tak kena. Apakah Allah sudah berlepas tangan dariku?” Astaghfirullahal’Azhim.
       Rasa-rasa seperti itu acapkali muncul dan menghantui diri kita. Tidak pandang siapa, dan tidak lain sebabnya adalah diri kita sendiri.
       Dosa dan maksiat yang kita lakukan selama ini, itulah puncak sebab musababnya. Maka, baik sadar atau tidak, dosa dan maksiat telah menjadikan hubungan dengan Allah semakin merenggang dan menjauhkan diri dari limpahan rahmat-Nya.
       Sungguh jiwa tidak bisa menerima petaka ini dan hati nurani merasa cukup tidak tenang dengan situasi ini. Walhal terpisah dari ibu kandung sendiripun sudah terasa haru dan tidak karuan. Ini pula terpisah dan jauh dari rahmat Allah s.w.t. Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
       Seandainya dikumpulkan semua kelezatan dan kenikmatan duniawi ini dengan satu tujuan untuk menggebirakan hati dan mengeluarkannya dari beban penderitaan karena terpisah dari rahmat Allah itu, niscaya ia tidak bisa menghilangkan segala kedukaan dan pendritaan tersebut, sebaliknya ia hanya akan menambah beban dan tekanan pada jiwa yang sudah tersiksa.
       Penderitaan dan kepahitan karena berjauhan dan terpisah dari Allah ini hanya dapat dairasai dan ditangisi oleh insan yang hidup hati nuraninya. Namun tidak bagi mereka yang telah mati hatinya. Orang yang mati hatinya tidak lebih bagai bangkai yang berjalan. Ia tidak sensitif dengan apa-apa lagi. Benar sekali ungkapan si bijaksana yang menyebutkan: “Kelukaan tidak memberikan sedikitpun kesakitan lagi kepada hati yang telah mati.”
       Bagaimana diri saat ini? Pernahkah merasa bahwa diri ini amat jauh dari Allah s.w.t. yaitu tatkala tercebur ke dalam kancah dosa dan maksiat? Memang pernahlah jawabnya. Karena dosa , diri yang sudah Islam ini pun bisa terlempar jauh dan terpinggir dari rahmat Allah s.w.t., bayangkan betapa jauh dan sayupnya rahmat dan pandangan Allah pada seseorang yang kafir dan syirik pada-Nya.
       Hakikatnya diri sangat memerlukan Allah didalam hidup. Tidak rela terpisah dari pandangan dan rahmat Allah walaupun sesaat. Amin

1 komentar:

Bagi para pengunjung yang baik hati, capek, cantik, ganteng jangan lupa tinggalkan komentar, saran, dan kritiknya.